Film Dirty Angels disutradarai Martin Campbell, menghadirkan kisah menegangkan tentang misi penyelamatan sandera yang dipimpin oleh tim rahasia beranggotakan prajurit perempuan.
Martin Campbell, yang sebelumnya sukses menyutradarai film aksi seperti Golden Eye, Casino Royale, dan The Mask of Zorro, kembali memamerkan keahliannya dengan adegan aksi intens dari awal hingga akhir. Visual yang memukau dan efek praktikal memperkuat atmosfer menegangkan, terutama saat tim Jake terlibat dalam baku tembak dengan para teroris.
Skenario film ini ditulis sendiri oleh sang sutradara bersama Alissa Sullivan Haggis dan Jonas McCord. Film bergenre action thriller ini merupakan produksi Boaz Davidson dan Jeffrey Greenstein di bawah bendera perusahaan film Millenium Media dan Lionsgate.
Film Dirty Angels berdurasi 1 jam 44 menit dengan rating 4,2 versi IMDb, kini bisa disaksikan di bioskop. Pastikan berusia 17 tahun ke atas, karena film ini menampilkan adegan kekerasan hingga propaganda militer.
Daftar Pemain
- Eva Green sebagai Jake
- Maria Bakalova sebagai The Bomb
- Ruby Rose
- Reza Brojerdi sebagai Malik
- Rona-Lee Shimon
- Jojo T. Gibbs
- Aziz Çapkurt sebagai Abbas
- Mitko Angelov sebagai Afghan Crowd Men
- Christopher Backus sebagai Travis
- Hadi Khanjanpour sebagai Afshin
- Emily Bruni sebagai Shooter
- Emma Diamant sebagai Afghan girl
- Leo Diamant sebagai Afghan boy
- Georgia Eleftheriadou sebagai American Girl 3
- Laetitia Eïdo sebagai Awina
- George Iskandar sebagaia Amir
- Joanna Kalafatis sebagai Court Clerk
- Edmund Kingsley sebagai Doctor Mike
Sinopsis
Sekelompok tentara perempuan Amerika Serikat, di bawah pimpinan Jake (Eva Green) yang punya misi membebaskan para sandera, yang semuanya perempuan muda berusia sekolah menengah.
Mereka disandera oleh kelompok Taliban pimpinan Ameer (George Iskandar) yang terkenal kejam. Untuk melancarkan aksi tersebut, Jake dan kawan-kawan menyamar sebagai tenaga medis.
Bahkan, para prajurit yang diterjunkan sebelumnya tidak saling mengenal. Mereka sengaja tidak saling memperkenalkan nama, dan berkomunikasi dengan sebutan sesuai keahlian.
Seperti sebutan “bom” untuk pasukan yang ahli dalam merakit bom. Untuk melancarkan misi, mereka menjalin kontak dengan penduduk setempat yang bisa diajak bekerja sama. Serta tokoh-tokoh yang bisa memberikan informasi penting soal keberadaan sandera.